[iklan-produk] Artikel: "Ia Yang Menjadi Penghalangku"

 

Saat itu karirku sedang cemerlang, aku telah memperoleh posisi yang paling kuinginkan dan siapa yang menyangka bahwa aku akan menjadi kandidat dua besar untuk posisi terpenting di tempatku bekerja yang sangat bergengsi itu. Aku sangat yakin aku akan mudah mengungguli Haris untuk mendapatkan posisi tersebut karena catatan keberhasilanku lebih banyak daripada pesaingku itu. Namun kelancaran langkahku terhalang oleh kehamilan anak ketigaku. Gerakku menjadi kurang lincah, emosiku naik-turun, rasa mual dan sakit kepala sangat menghalangi fokusku.

Hampir setiap malam aku menangis dan berpikir bagaimana caranya membuang bayi yang sedang kukandung ini yang memberatkan langkahku. Aku sungguh tidak ingin dikalahkan oleh Haris, namun kehamilanku telah membuat perjalanan karirku ini tersendat. Pada bulan ke-tujuh kehamilanku akhirnya aku memperoleh kabar bahwa aku berhasil mendapatkan jabatan itu setelah melalui proses evaluasi dan wawancara yang panjang, ditambah dengan janjiku kepada pihak pewawancara bahwa aku hanya akan mengambil 1 bulan cuti hamil saja, bukan 3 bulan dari hak sesungguhnya, dan selama 1 bulan itupun aku menegaskan bahwa kapan pun tugas memerlukankanku, aku akan selalu siap.

Saat, Jeremy, anak ketigaku itu telah berusia 14 tahun. Dari ketiga orang anakku, Jeremy selalu saja bermasalah. Sejak ia dilahirkan, ia rentan sakit, terlambat jalan, terlambat berbicara, tidak dapat bersosialisasi, pernah tidak naik kelas, paling sering bertengkar, selalu membantah. Aku dan suamiku sudah kehabisan akal menghadapi Jeremy, dari cara halus sampai memukulnya telah kami lakukan namun apa yang ada dipikirannya, tidak dapat kami mengerti.

Pertengkaran hebat antara aku dan Jeremy terjadi ketika untuk kedua kalinya Jeremy tidak naik kelas. Ia tampak tidak acuh terhadap hal itu, sementara aku merasa bahwa itu adalah hal yang sangat memalukan. Jeremy adalah kasus aib yang mengherankan.

"Mau jadi apa kamu kalau begini terus?" Tanyaku padanya.
"Nggak tau!" Jawabnya.
"Apa yang ada di pikiranmu, Jeremy. Mama nggak mengerti! Mengapa kamu bangga sekali membuat masalah?" Kataku setengah berteriak.
"Aku tidak tahu! Aku tidak tahu! Aku tidak peduli!" Jawabnya lantang. Dan sebuah pukulan tanganku mendarat di pipi anak usia 14 tahun itu.
"Pukul saja, ma! Pukul saja aku! Pukul yang keras, ma! Pukul saja biar aku mati! Biar aku mati! Hidupku lebih mudah kalau aku mati, ma! Ayo pukul lagi!!!" Teriak Jeremy histeris. Aku terdiam mendengar teriakan Jeremy. Ada nada-nada terdengar sama seperti apa yang kulakukan saat aku mengandung Jeremy. Saat itu aku sering memukul-mukul perutku dan berharap ia mati demi kelancaran karirku.

"Semua orang benci sama aku! Tidak ada orang bisa baik sama aku! Aku memang anak yang selalu menyusahkan! Mengapa mama tidak pukul aku saja sampai mati aku pasti tidak akan menyusahkan lagi!" Kembali Jeremy berteriak.
"Mengapa kamu bilang begitu, Jeremy?" Tiba-tiba aku tidak bisa marah padanya, sesuatu datang menghantam pikiranku.
"Seandainya mama tahu" Kata Jeremy.
"Tahu apa, Jeremy?" Tanyaku. Sesuatu akan membuka mataku.
"Dunia ini tidak menginginkan Jeremy, ma. Apapun yang kulakukan pasti salah." Jawabnya sambil menangis. "Jeremy bingung dengan hidup ini, ma. Dan semua orang hanya bisa memarahiku tanpa menjelaskan padaku mengapa semuanya terasa memusuhi aku?" Katanya lagi. Oh! Aku terhenyak tersadar" Jeremy-ku sayang, sebenarnya mamalah yang sedari awal telah menolakmu, nak.

Malam itu, suatu perjalanan panjang untuk berdamai dengan Jeremy kulakukan. Aku berdoa, aku memohon ampun pada Tuhan, memohon ampun pada anakku. Jeremy-ku sulit mengerti akan hal itu. Lima tahun yang rumit kujalani untuk mengobati luka batin anakku, aku selalu dengan tulus mengerti sisi hatinya yang tertolak, siang-malam aku berdoa. Itulah akibat dosa keegoisan yang harus kutebus. Syukurlah, jiwa malang itu mau mengampuniku dan kami dapat menjalani kehidupan yang membaik.

---

Yacinta Senduk SE, SH, MBA, LLM

Principal of�Yemayo Advance Education Center�- Kursus Kecerdasan Pribadi Pertama di Indonesia untuk usia 2 s.d 19 tahun

FB fanpage: @�Yacinta Senduk

Mari berkenalan dengan Pre-School kami untuk usia 2 s.d 6 tahun, dengan konsep interaksi penuh dengan murid: www.juniory-pre-school.blogspot.com

=> Member Status: JUNIOR - Joined Iklan-Produk @ 11 Oct 2011

----------------------------------------------------------
Milis Jual Beli & Info Konsumen

Facebook ... http://www.facebook.com/toserba.indonesia
Forum ......... http://groups.yahoo.com/group/iklan-produk
----------------------------------------------------------

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment

Featured Content